Langsung ke konten utama

Kiai Said: Orang Mati Bisa Mendengar

Kiai Said: Orang Mati Bisa Mendengar. Kamu mesti sering belajar mau mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka pada kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan jempolan intern membaca share terbaru. Wartaislami.com ~ Pertanyaan yang selalu mengemuka sejak zaman dahulu sampai kini sepatutnya, apakah ada kehidupan sehabis kematian? Rasulullah menegaskan bahwa sehabis kematian, ada kehidupan. Bahkan sehabis dikubur, orang yang meninggal bisa mendengar pembicaraan yang masih hidup.
“Mereka bahkan bisa mendengar makin jelas daripada kita,” kata Kiai Said mengutip pernyataan Rasulullah berkenaan keadaan para syuhada perang Badar ketika ditanya oleh orang kafir. Hal ini disampaikannya ketika memberi tausiyah mengenal tujuh hari wafatnya KH Abdurrahman Utsman, salah satu pendiri Pagar Nusa di Gedung PBNU, Senin (22/2)
Karena bisa mendengar perkataan mereka yang masih hidup ini, maka sengat penting mau mendoakan mereka. “Doa orang yang hidup bisa sampai kepada orang yang meninggal. Banyak sekali hadist yang menyatakan ini,” kata Kiai Said.
Kiai Said yang menyelesaikan pendidikan doktornya di Makkah ini mengutip sebuah hadits dimana seorang sahabat bertanya kepada Rasulullah berkenaan orang tuanya yang sudah meninggal tetapi belum haji. “Apakah orang tuanya bisa dihajikan? Bisa atau pahalanya sampai kepada yang meninggal. Ini namanya haji badal,” kata Kiai Said menjelaskan.
Baca Juga : [KH Maimoen Zubair] Tips Agar Keluarga Berkah atau Mudah Rezeki
Rasulullah pernah melarang ziarah kubur karena waktu itu umat Islam belum siap, tetapi kemudian, Rasulullah setiap Jum’at sore berziarah ke Baqi. Setiap tahun, ia juga berziarah ke makam pamannya, Hamzah yang meninggal ketika perang Uhud.
Kiai Said menegaskan, Allah berbuat adil pada amal yang dilakukan seluruh hambanya. Jika mereka baik, maka mau diberi pahala masuk surga, sedangkan jika jahat, maka mau masuk neraka. Mereka yang baik masuk surga selamanya karena memang berniat berbuat baik selamanya. Mereka yang berbuat jahat juga masuk neraka selamanya, karena jika mereka hidup terus, mau berbuat selamanya,” imbuhnya.
Ia mengajak seluruh jamaah mau mengikuti nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib. “Jika kita beribadah tetapi ternyata tiada ada akhirat, maka tiada rugi, tetapi jika kita tiada beribadah ternyata ada akhirat, maka kita mau menyesal selamanya. (Mukafi Niam) via nu.id

Source Article and Picture : www.wartaislami.com





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertawasul ke Imam al-Ghazali, Barang Hilang Pun Ketemu

Bertawasul ke Imam al-Ghazali, Barang Hilang Pun Ketemu . Kamu wajar sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka menggunakan kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan unggul internal membaca share terbaru. Seorang pemuda asal Tegal berusia kira-kira 36 tahun, sebutlah namanya Udin (nama samaran), hari itu sedang dilanda kebingungan. Di saat usaha membuka warung sembako yang dirintis bersama istrinya belum benar-benar stabil serta menunjukkan perkembangan yang berarti, tiba-tiba sejumlah uang yang selama ini mereka kumpulkan dari hasil berdagangnya itu hilang entah di mana. Padahal Udin belum punya rumah sendiri, melainkan masih ikut tinggal di rumah mertuanya di Cirebon. Sebab utama kebingungan Udin sebenarnya bukan karena uangnya yang hilang. Tetapi lantaran ia masih tinggal seatap menggunakan mertuanya, tentu saja orang tua istrinya itu mempersoalkan serta menyayangkan untuk kejadian hilangnya uang tersebut. Apa

Inilah Sejarah Awal Mula di Lagukannya Al Qur'an (Langgam)

Inilah Sejarah Awal Mula di Lagukannya Al Qur'an (Langgam) . Kamu perlu sering belajar hendak mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka beserta penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan jempolan intern membaca share terbaru. Wartaislami.Com ~ Kognisi atau psikomotorik umat Islam terhadap nagham kagak selazim ilmu tajwid. Kata nagham secara etimologi paralel beserta kata ghina yang bermakna lagu atau irama. Secara terminologi nagham dimaknai bagaikan membaca Al Quran beserta irama (seni) atau suara yang indah atau merdu atau melagukan Al Quran secara baik atau benar tanpa melanggar aturan-aturan bacaan. Keberadaan ilmu nagham, kagak sekedar realisasi dari firman Allah intern suroh Al Muzzammil ayat 4,”Bacalah Al Quran itu secara tartil”, hendak tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari eksistensi manusia bagaikan makhluk yang berbudaya yang menyandang cipta, rasa, atau karsa. Rasa yang melahirkan seni (juga nagham)

Inilah Sejarah Ucapan Penutup Pidato "Wabillahi Taufiq wal Hidayah"

Inilah Sejarah Ucapan Penutup Pidato "Wabillahi Taufiq wal Hidayah" . Kamu wajib sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka pada penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan unggul intern membaca share terbaru. Wartaislami.Com ~ Saat menghadiri peringatan hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-46, Gus Dur diminta bakal memberikan pendahuluan oleh panitia. Setelah berbicara panjang lebar, serta hendak menutup pidatonya, Gus Dur tanpa disadari bakal mengucapkan kalimat "wabillahi taufiq wal hidayah", tapi tiba-tiba ia diam sejenak.... "Saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU," ujarnya. "Dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah bakal ucapan penutup serta Nahdliyiin wajib mengikuti. Tapi sesudah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu bakal menutup setiap pidato kampanyen