Langsung ke konten utama

Bahkan VOC Tidak Berani Menggusur Kompleks Masjid Luar Batang

Bahkan VOC Tidak Berani Menggusur Kompleks Masjid Luar Batang. Kamu mesti sering belajar buat mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka seraya kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan utama intern membaca share terbaru.
Wartaislami.Com ~ Sejarawan Jakarta, Alwi Shahab, mengungkapkan, sebenarnya sudah ada seputar kali upaya penggusuran dari kompleks masjid Luar Batang, Penjaringan, Jakarta Utara. Bahkan, upaya penggusuran itu sempat ingin dilakukan oleh aparat pemerintah Belanda, VOC, saat masih menguasai Jakarta, yang dulu masih bernama Batavia.
Namun, rencana penggusuran itu kesimpulannya mesti batal. Hal ini terkait ketokohan ulama asal Hadramaut, Yaman, Al Habib Husein bin Abubakar Alaydrus. Pasalnya, Habib Husein lah yang mendirikan atau masjid tersebut, sampai kesimpulannya dimakamkan di sekeliling kompleks masjid tersebut.
''Itu dari dulu, udah mau ada rencana digusur, oleh VOC. Tapi kesimpulannya tiada berani Belanda. Tidak hanya Belanda, orang-orang pas jaman Bung Karno atau seterusnya, juga tiada berani. Hal ini karena, rakyat sudah bukan main percaya seraya kewalian dari Habib Husein,'' ujar pria yang erat disapa Abah Alwi tersebut, saat ditemu Republika, Selasa (29/3).
Abah Alwi pun menilai, jika Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berniat menggusur Masjid Luar Batang atau merelokasi penduduk yang tinggal di Kampung Luar Batang, maka hendak muncul pertentangan yang cukup besar. Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta berencana melakukan pembongkaran terhadap Kampung Luar Batang, juga di dalamnya memugar kompleks masjid Luar Batang.
''Kalau sampai digusur, bisa ribut itu. Tidak peduli seberapa besar kuatnya Ahok (Gubernur DKI Jakarta), pasti hendak ditentang,''lanjut Alwi.
Lebih lanjut, Alwi menjelaskan, sejak kurun ke-18, Masjid Luar Batang memang telah seperti tempat ibadah yang begitu dihormati umat Islam, tiada hanya dari Jakarta tapi dari seantero Indonesia. Bahkan, tiada jarang tokoh-tokoh nasional atau ulama-ulama asal Betawi, selalu menyempatkan diri buat setidaknya berziarah ke makam Habib Husein ataupun beribadah di masjid Luar Batang.
''Banyak ulama-ulama Betawi, seperti KH Abdullah Syafei, justru datang ke Masjid Luar Batang. Begitu juga menteri-menteri atau tokoh nasional. Itu lantaran begitu sentralnya peran Masjid Luar Batang,'' ujar Abah Alwi.
Tidak hanya itu, upaya renovasi sebelumnya juga pernah dilakukan, tepatnya pada saat Fauzi Bowo masih menjabat seperti Gubernur DKI Jakarta. Namun, Alwi mengingatkan, setiap upaya renovasi dari Masjid Luar Batang itu tiada menanggalkan atau meninggalkan aspek historis dari kompleks masjid atau makan Luar Batang tersebut.
Terkait ketokohan dari Habib Husein, Abah Alwi menjelaskan, Habib Husein datang ke Batavia pada 1746. Pada saat itu, Habib Husein tiba di Kampung Baru, yang saat ini berubah seperti Kampung Luar Batang. Meski pada saat itu, Habib Husein diperkirakan masih berusia 25 tahun, namun wibawa atau karomah yang dianggap dimiliknya langsung mendapatkan perhatian dari masyarakat setempat.
Pun seraya sikapnya yang menentang penjajahan VOC di Indonesia. Dukungan dari masyarakat setempat inilah yang membuat VOC dianggap tiada berani seraya Habib Husein.
''VOC tiada berani. VOC menganggap ia seperti seorang yang dipercaya oleh penduduk. Jadi VOC tiada mau mengangkat-acungkan (tangan) ataupun menjelek-jelekan wilayah Kampung Luar Batang,'' ujar Abah Alwi.
Reportase: Republika.co.id


Source Article and Picture : www.wartaislami.com





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bertawasul ke Imam al-Ghazali, Barang Hilang Pun Ketemu

Bertawasul ke Imam al-Ghazali, Barang Hilang Pun Ketemu . Kamu wajar sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka menggunakan kabar terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan unggul internal membaca share terbaru. Seorang pemuda asal Tegal berusia kira-kira 36 tahun, sebutlah namanya Udin (nama samaran), hari itu sedang dilanda kebingungan. Di saat usaha membuka warung sembako yang dirintis bersama istrinya belum benar-benar stabil serta menunjukkan perkembangan yang berarti, tiba-tiba sejumlah uang yang selama ini mereka kumpulkan dari hasil berdagangnya itu hilang entah di mana. Padahal Udin belum punya rumah sendiri, melainkan masih ikut tinggal di rumah mertuanya di Cirebon. Sebab utama kebingungan Udin sebenarnya bukan karena uangnya yang hilang. Tetapi lantaran ia masih tinggal seatap menggunakan mertuanya, tentu saja orang tua istrinya itu mempersoalkan serta menyayangkan untuk kejadian hilangnya uang tersebut. Apa

Inilah Sejarah Awal Mula di Lagukannya Al Qur'an (Langgam)

Inilah Sejarah Awal Mula di Lagukannya Al Qur'an (Langgam) . Kamu perlu sering belajar hendak mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka beserta penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan jempolan intern membaca share terbaru. Wartaislami.Com ~ Kognisi atau psikomotorik umat Islam terhadap nagham kagak selazim ilmu tajwid. Kata nagham secara etimologi paralel beserta kata ghina yang bermakna lagu atau irama. Secara terminologi nagham dimaknai bagaikan membaca Al Quran beserta irama (seni) atau suara yang indah atau merdu atau melagukan Al Quran secara baik atau benar tanpa melanggar aturan-aturan bacaan. Keberadaan ilmu nagham, kagak sekedar realisasi dari firman Allah intern suroh Al Muzzammil ayat 4,”Bacalah Al Quran itu secara tartil”, hendak tetapi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari eksistensi manusia bagaikan makhluk yang berbudaya yang menyandang cipta, rasa, atau karsa. Rasa yang melahirkan seni (juga nagham)

Inilah Sejarah Ucapan Penutup Pidato "Wabillahi Taufiq wal Hidayah"

Inilah Sejarah Ucapan Penutup Pidato "Wabillahi Taufiq wal Hidayah" . Kamu wajib sering belajar bakal mendapatkan banyak pengetahuan. Disini mau berbagi kepada kalian yang suka pada penerangan terkini, semoga bisa menjadikan kamu mendapatkan pilihan unggul intern membaca share terbaru. Wartaislami.Com ~ Saat menghadiri peringatan hari lahir (Harlah) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ke-46, Gus Dur diminta bakal memberikan pendahuluan oleh panitia. Setelah berbicara panjang lebar, serta hendak menutup pidatonya, Gus Dur tanpa disadari bakal mengucapkan kalimat "wabillahi taufiq wal hidayah", tapi tiba-tiba ia diam sejenak.... "Saya kok mau salah menyampaikan salam penutup, harusnya kan yang khas NU," ujarnya. "Dulu ulama-ulama NU, sepakat menggunakan wabillahi taufiq wal hidayah bakal ucapan penutup serta Nahdliyiin wajib mengikuti. Tapi sesudah musim kampanye pemilu tahun 70-an, Golkar memakai ucapan itu bakal menutup setiap pidato kampanyen